Laman

Rabu, 06 Mei 2015

AUDIT MANUFAKTUR PADA MIE XYZ


Pemeriksaan Akuntansi 2
LAPORAN AUDIT MANUFAKTUR PADA MIE XYZ












DISUSUN OLEH :
  

NURUL FITRI AWALIA (25212536) 

NUZULIA RAHMA FIRANI (25212559)

 

3EB09

                   FAKULTAS EKONOMI

              UNIVERSITAS GUNADARMA

2015


Kepada
Yth, Pemilik Mie XYZ
Di Depok

          Kami telah melakukan audit atas Operasi dan Produksi pada Mie XYZ.  Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang kegiatan Operasi dan Produksi yang terjadi dalam perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai tepat jumlah, tepat mutu, tepat hasil produksi, dan biaya yang rendah. Audit atas Operasi dan Produksi yang dilakukan diharapkan dapat memberikan saran perbaikan atas kekurangan kegiatan operasi dan produksi perusahaan agar dimasa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.

          Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I               : Informasi Latar Belakang
Bab II              : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III             : Rekomendasi
Bab IV             : Ruang Lingkup Audit

          Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan,dukungan, dan kerjasama dari berbagai yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini.



Bab I
INFORMASI LATAR BELAKANG


Mie XYZ yang berlokasi di Jl. ABC, Depok – Jawa Barat oleh para pendiri yang terdiri atas:

1.      Tn. NM

Mie XYZ bergerak dibidang produksi industri pangan. Tujuan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dan kebutuhan pesanan khusus. Perusahaan menghasilkan beberapa macam mie. Bahan baku yang digunakan masih bahan baku lokal. Perusahaan memproduksi mie sesuai dengan standar hasil penjualan dengan jam kerja 07.00 – 18.00 per hari (6 hari kerja) .

Tujuan dilakukannya audit adalah :
  1. Menilai apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar).
  2. Menilai apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat menghubungkan santara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
  3. Menilai apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan.
  4. Menilai apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
  5. Menilai apakah penempatan fasilias produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien.
  6. Menilai apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.
  7. Menilai apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.



Bab II
KESIMPULAN AUDIT

                   
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:
  1. Kebutuhan bahan baku perusahaan sering tidak tepat sehingga penyetokan bahan baku kadang terlambat. Terlambatnya penyetokan bahan baku sehingga proses produksi kadang tidak mencapai target produksi.
  2. Jadwal pemeliharaan mesin tidak selalu diperhatikan dengan jadwal penggunaannya, sehingga pada saat beberapa komponen mesin dibutuhkan sering belum siap karena perbaikannya hanya saat diperlukan saja.
  3. Pada persedian masih terdapat kelebihan yang berakibat pada pemborosan
  4. Belum ada kebijakan tertulis pada full capacity sehingga membutuhkan banyak tempat untuk menyimpan kapsitas yang menganggur.

Kriteria:
  1. Jadwal produksi disusun berdasarkan rencana penjualan.
  2. Jadwal produksi harus mampu meminimumkan :
a.  Biaya persediaan, dimana persediaan maksimum 5% dari produksi setiap bulan untuk setiap jenis barang.
b.      Biaya penyetelan (setup) mesin,
c.       Upah lembur.
d.      Pengangguran sumber daya.
  1. Jadwal produksi harus terintegrasi dengan :
a.       Jadwal penerimaan bahan baku; bahan baku sudah tersedia dan siap dilokasi sebelum proses produksi dimulai.
b.      Pemeliharaan fasilitas produksi; mesin selalu dalam keadaan siap untuk dioperasikan.
c.       Konfirmasi pesanan; Kue yang dipesan di konfirmasi sehari sebelum pengerjaan.
4.      Jadwal produksi harus mampu mengoptimalkan tingkat penggunaan kapasitas produksi.
5.      Jadwal produksi harus selaras dengan jadwal pada fungsi-fungsi yang lain.
6.      Perusahaan harus memiliki pedoman tertulis tentang perubahan jadwal produksi yang diakibatkan oleh adanya tambahan (perubahan) pesanan pelanggan, agar tidak mengganggu rencana produksi yang telah terjadwal.



Penyebab:
  1. Terkadang perusahaan tidak dapat meproduksi semua mie.
  2. Saat beberapa komponen mesin dibutuhkan dalam proses produksi sering belum siap karena mesih masih diperbaiki
  3. Perusahaan tidak (belum) memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan perubahan jadwal produksi jika terjadi tambahan (perubahan) permintaan dari pelanggan.
  4. Tidak ada mekanisme penyesuaian (cross check) program antara bagian produksi, pembelian bahan baku dan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mencegah terjadinya keterlambatan produksi.

Akibat:
  1. Laba setiap bulannya kadang mengalami perubahaan.
  2. Proses produksi terhambat.
  3. Proses produksi tidak memenuhi target produksi sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan.


Bab III
REKOMENDASI


Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

  1. Kelemahan yang terjadi pada perubahan penjadwalan produksi yang tidak memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan perubahan jadwal jika ada tambahan (perubahan) pesanan .
  2. Kelemahan yang terjadi pada bagian produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas yang tidak melakukan mekanisme penyesuaian program.
  3. Kelemahan yang terjadi pada jadwal pemeliharaan mesin yang tidak selalu tepat dengan jadwal penggunaannya

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
  1. Perusahaan harus mempunyai perturan tertulis mengenai perubahan jadwal produksi yang diakibatkan adanya menunggu kebutuhan. Agar tidak menggangu rencana produksi lainnya yang telah dijadwalkan.
  2. Perusahaan harus membuat jadwal produksi yang disusun berdasarkan rencana penjualan.
  3. Perusahaan harus membuat mekanisme penyesuaian (cross check)program antara bagian produksi, pembelian bahan baku dan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mencegah terjadinya keterlambatan produksi.
  4. Perusahaan harus membuat jadwal pemeliharaan mesin yang tepat dengan jadwal penggunaannya

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada kegiatan produksi



Bab IV
Ruang Lingkup Audit


Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah kegiatan produksi dan operasi Mie XYZ. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen proses produksi, personalia yang bertugas dalam proses produksi, dan aktivitas proses produksi yang dilaksanakan.


Sumber :

  1.  IBK. Bayangkara, 2011, Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi, Cetakan Keenam, Jakarta, Salemba Empat

0 komentar:

Posting Komentar